Warga Bekasi Masih Memiliki Kesadaran Politik yang Rendah

Warga Bekasi Masih Memiliki Kesadaran Politik yang Rendah

Bekasi, Jawa Barat – Kesadaran politik masyarakat Bekasi masih menjadi perhatian serius. Berbagai survei dan kajian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi politik warga Bekasi tergolong rendah, baik dalam pemilu, pemilihan kepala daerah, maupun kegiatan politik lainnya. Kondisi ini memunculkan pertanyaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi keterlibatan politik warga dan bagaimana meningkatkan kesadaran politik secara menyeluruh.


Fakta Tingkat Partisipasi Politik

Data menunjukkan bahwa partisipasi warga Bekasi dalam pemilu terakhir hanya mencapai sekitar 60%, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Hal ini berarti ada 40% warga yang tidak menggunakan hak suaranya, sebuah indikator rendahnya kesadaran politik.

Selain itu, keikutsertaan dalam kegiatan diskusi publik, musyawarah warga, dan kegiatan politik lokal juga masih terbatas. Banyak warga lebih fokus pada pekerjaan dan urusan pribadi, sehingga informasi politik dan kebijakan publik kurang terserap dengan baik.


Faktor Penyebab Kesadaran Politik Rendah

Beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya kesadaran politik warga Bekasi antara lain:

  1. Kurangnya edukasi politik – Pendidikan politik di sekolah dan komunitas masih minim, sehingga warga kurang memahami hak dan kewajiban politik mereka.
  2. Ketidakpercayaan terhadap politik – Banyak warga merasa politik sarat dengan konflik dan janji kosong, sehingga malas terlibat atau skeptis terhadap proses demokrasi.
  3. Kesibukan dan prioritas ekonomi – Aktivitas ekonomi dan pekerjaan menjadi fokus utama, sehingga kegiatan politik dianggap tidak terlalu penting.
  4. Kurangnya akses informasi – Media lokal dan kampanye politik tidak selalu menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara merata.

Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga menimbulkan lingkaran rendahnya partisipasi politik di kalangan warga Bekasi.


Dampak Kesadaran Politik Rendah

Kesadaran politik yang rendah memiliki dampak signifikan terhadap kualitas demokrasi dan pemerintahan lokal. Beberapa dampaknya antara lain:

  1. Kebijakan publik kurang mewakili kebutuhan masyarakat – Karena suara warga tidak cukup terdengar, pemerintah mungkin tidak memahami prioritas yang sesungguhnya.
  2. Meningkatkan risiko politik transaksional – Rendahnya partisipasi membuat peluang bagi praktik politik tidak sehat lebih besar.
  3. Rendahnya kontrol sosial terhadap pejabat publik – Warga yang tidak peduli politik cenderung kurang mengawasi kinerja pemerintah.

Dengan demikian, kesadaran politik yang rendah bukan sekadar masalah individu, tetapi berdampak pada stabilitas dan kualitas tata kelola pemerintahan di Bekasi.


Upaya Meningkatkan Kesadaran Politik

Beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kesadaran politik warga Bekasi antara lain:

  • Pendidikan politik sejak dini melalui sekolah, komunitas, dan media sosial.
  • Kampanye yang transparan dan informatif oleh calon pejabat publik dan partai politik.
  • Mendorong partisipasi publik dalam musyawarah dan forum warga untuk membiasakan warga terlibat dalam pengambilan keputusan.
  • Penguatan media lokal untuk menyebarkan informasi politik secara mudah dipahami.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan warga Bekasi lebih aktif dan kritis dalam politik, sehingga demokrasi dan pemerintahan menjadi lebih sehat.


Kesimpulan

Kesadaran politik warga Bekasi masih tergolong rendah, terlihat dari rendahnya partisipasi pemilu dan keterlibatan publik dalam kegiatan politik. Faktor pendidikan, kepercayaan, kesibukan, dan akses informasi menjadi penyebab utama.

Peningkatan kesadaran politik tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat dan lembaga pendidikan. Dengan edukasi, informasi, dan dorongan partisipasi, warga Bekasi dapat menjadi lebih kritis, aktif, dan berperan dalam pembangunan demokrasi lokal yang lebih berkualitas.